Rabu, 09 Maret 2016

Sejarah Perkembangan Puskesmas




Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama, di Indonesia. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkanRapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas pada waktu itu, dibedakan dalam 4 macam, yaitu:
1.                  Puskesmas tingkat Desa.
2.                  Puskesmas tingkat Kecamatan.
3.                  Puskesmas tingkat Kewedanan.
4.                  Puskesmas tingkat Kabupaten. 

Pada Rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian Puskesmas dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1.                  Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh.
2.                  Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh.
3.                  Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik. 

Pada tahun 1970, ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasionaldirasakan pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, karena untuk Puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam Puskesmas dengan wilayah kerja tingkat Kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.

Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, Nomor 7 Tahun 1975 dan Nomor 4 Tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter di semua wilayah tingkat kecamatan di seluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.

Dan sejak tahun 1979, mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerah-daerah tingkat Kelurahan atau Desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu kecamatan, maka salah satu Puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung jawab dan disebut dengan nama Puskesmas Tingkat Kecamatanatau Puskesmas Pembina. Sedang Puskesmas yang ada di tingkat Kelurahan atau Desa disebut Puskesmas Kelurahan atau Puskesmas Pembantu. Pengkategorian Puskesmas seperti ini, hingga sekarang masih digunakan.


Sumber : http://annaregina25.blogspot.co.id/

7 Kebiasaan Unik Agar Tubuh Lebih Fit Dan Makin Sehat


    "Makin Sehat", tentulah menjadi harapan dan keinginan setiap orang dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam bahasa puitisnya, "Apa yang anda tanam hari ini, akan anda petik dimasa mendatang". Atau dalam bahasa mudahnya, kebiasaan sehat yang anda lakukan mulai hari ini, akan memiliki manfaat untuk hari ini dan dimasa depan. Kebiasaan sehat harus mulai dilakukan tanpa harus menunda-nundanya. Lalu, apa saja kebiasaan unik agar lebih fit dan makin sehat tersebut...???.
   Sahabat, tips kesehatan. Memiliki visi dan disiplin yang tinggi merupakan langkah awal untuk mendapatkan kesehatan yang berkelanjutan di masa mendatang. Lalu, sudahkah anda memiliki visi yang berkaitan dengan kesehatan dalam rentang waktu 5 (lima) tahun kedepan...???. Seperti dalam contoh, "Saya akan menerapkan pola hidup sehat mulai hari ini hingga lima tahun kedepan, agar tubuhku lebih fit dan semakin sehat". Ada berbagai kebiasaan unik untuk mendapatkan tubuh yang fit dan semakin sehat. Berikut ini merupakan penjabarannya : 
  1. Mereka Selalu Konsisten. Dalam hal ini, mereka sudah membuat list atau daftar tentang berbagai aktivitas dan makanan sehat yang harus mereka lakukan dan makan tiap harinya. Sehingga mencegah berbagai kebiasaan tidak sehat yang biasa dilakukan.
  2. Mereka Melakukan Dengan Senang Hati. Seperti pada contoh, jika mereka mulai bosan berjalan kaki dipagi hari, maka mereka mulai beraktivitas lainnya seperti bersepeda ataupun berenang. Dengan tujuan menghilangkan kebosanan, namun tetap pada jalur meningkatkan kesehatan tubuh.
  3. Mereka Mengutamakan Kesehatan Tubuh. Dalam hal ini, mereka akan lebih mengutamakan untuk melakukan kegiatan yang menyehatkan tubuh dan mengkonsumsi makanan sehat dan tidak melakukan berbagai kebiasan buruk dan mengkonsumsi makanan tidak sehat.
  4. Mereka Selalu Termotivasi Untuk Meningkatkannya. Dalam hal ini, seseorang yang sudah mempraktekkan gaya hidup sehat setiap harinya, tentu menginginkan semuanya terus berlanjut dan sebisa mungkin ditingkatkan bukan malah menurunkannya.
  5. Mereka Selalu Cepat Kembali, Jika Menyimpang. Dalam hal ini, tentu tidak mudah mempraktekkan gaya hidup sehat tanpa adanya godaan yang mengiringinya. Oleh karena itulah, mereka selalu cepat menyadari kesalahannya dan kembali ke pola hidup sehat yang sudah diagendakan.
  6. Mereka Selalu Terbuka Atas Saran Yang Membangun. Dalam hal ini, mereka akan mematuhi segala saran dari para ahli kesehatan tentang berbagai cara hidup sehat yang mudah dan efektif dan tidak egois serta mengatakan bahwa pola hidup sehat yang mereka jalankan adalah yang paling benar.
  7. Mereka Tidak Fokus Pada Penurunan Berat Badan. Tidak sedikit dari kita akan berpikir, bahwa pola hidup sehat hanya bertujuan untuk mengembalikan tubuh ke tingkat proporsional. Padahal sejatinya, pola hidup sehat yang kita lakukan adalah untuk mendapatkan tubuh yang lebih fit, bugar dan semakin sehat setiap saat

Sumber :http://intips-kesehatan.blogspot.co.id/