Kamis, 25 Juni 2015

Mitos atau Fakta: Benarkah Manusia hanya Memakai 10 Persen Kemampuan Otak



Mitos atau Fakta Benarkah Manusia hanya Memakai 10 Persen Kemampuan Otak
Otak adalah hal yang sangat luar biasa, ia membantu manusia dalam beraktivitas sampai berimajinasi. Tapi ada perkataan yang mengatakan bahwa selama hidupnya manusia hanya menggunakan 10% (sepuluh persen) kemampuan otaknya. Bahkan ada yang mengatan bahwa Albert Einstein dapat menggunakan lebih dari 10% kemampuan otaknya itu. Benarkah manusia hanya memakai 10% kemampuan otak? Mitos atau Fakta?
Wow, jika manusia selama hidupnya hanya menggunakan 10% kemampuan otaknya, apa yang dapat dilakukan manusia jika ia dapat menggunakan 90% kemampuan otak manusia? Manusia itu pasti sangat menakjubkan.
Tapi sayangnya, perkataan ini hanyalah mitos, pada dasarnya setiap manusia dalam beraktivitas ringan saja memerlukan kinerja otak, bahkan untuk menjalankan sistem di tubuh kita, manusia memerlukan kinerja otak.
Otak itu sendiri terdiri dari saraf-saraf yang saling terhubung, pada saat kinerja otak dimulai, maka saraf-saraf ini akan memberikan respon-respon antara saraf yang satu ke saraf yang lainnya, lalu respon itu hilang jika kinerja selesai.
Hal inipun dibuktikan oleh perkataan-perkataan para ahli berikut ini:
Eric Chudler, Direktur Center for Sensorimonitor Neural Engineering di University of Washington
Eric Chudler mengatakan perkataan mengenai mitos 10% kemampuan otak ini hanyalah mitos belaka.
Ia mengatakan jika itu benar, maka manusia itu pastilah sekarat. Ia mengatakan pada saat ia merekam kegitaan otak dengan EEGS atau PET scan, ia tidak melihat adanya bagian otak yang diam dan tidak terpakai.
Larry Squire, peneliti neuroscientist di Veterans Administration Hospital dan University of California San Diego
Larry Squire mengatakan bahwa setiap bagian otak yang terluka pasti ada konsekuensi dan akibatnya. Kemungkinan besar mitos ini dimulai karena adanya bagian otak yang terluka.
Seorang peneliti pernah menganalisa perilaku tikus dengan mengambil sebagian otak mereka. Mereka meletakkan tikus itu di dalam lorong-lorong untuk melihat apakah tikus-tikus tersebut dapat keluar dari sana. Ternyata tikus dengan setengah otak itu seringkali bisa menemukan jalan keluar.
Ini kemudian menjadi kesimpulan bahwa manusia hanyalah menyia-nyiakan kemampuan otak mereka. Larry Squire juga mengatakan “Kenapa otak kita bertambah besar jika kita hanya menggunakan sedikit bagian saja?”
Barry Beyerstein, Professor Psikologi Simon Fraser University
Barry Beyerstein yang telah bertahun-tahun mempelajari mitos ini menggunakan PET dan FMRI, menemukan bahwa pemindaian dari teknologi tersebut jelas menunjukkan seluruh bagian otak terpakai.
Memang tidak langsung digunakan secara bersamaan, tetapi untuk seluruh kegiatan sehari-hari yang dilakukan, seluruh bagian otak digunakan. Hal ini sama seperti otot, dimana sluruh otot tubuh tidak digunakan secara bersamaan, melainkan hanya di kegiatan tertentu, tapi pada dasarnya untuk seluruh kegiatan sehari-hari, semua otot di tubuh kita digunakan.
Lalu bagaiman dengan mitos yang mengatakan bahwa otak akan semakin besar untuk orang yang lebih pintar? Hal ini tidaklah salah sepenuhnya, tapi juga tidak benar.
perkataan Albert Einstein
Otak manusia tidak akan bertambah besar jika seseorang semakin pintar, tapi otak manusia memiliki ukuran yang tidak berubah. Memang, otak yang lebih besar menandakan bahwa orang itu memiliki otak yang memiliki kapasitas dan kinerja yang lebih baik, tapi hal itu tergantung atas seberapa sering orang tersebut menggunakan kemampuan otaknya.
Otak manusia sendiri, semakin sering digunakan ia tidak akan bertambah besar melainkan hanya menambah jumlah lipatan yang ada di otak terssebut. Peneliti membuktikan bahwa otak Albert Einstein memiliki jumlah lipatan yang lebih banyak dari otak manusia biasa.
Albert Einstein juga mengatakan bahwa “Setiap orang itu jenius, tetapi jika Anda mengecap sebuah ikan akan kemampuannya dalam memanjat pohon, maka seumur hidupnya ia akan mempercayai bahwa dirinya itu bodoh.” Hal ini menandakan bahwa kita tidak boleh mencap seseorang itu bodoh, melainkan kita harus percaya bahwa setiap orang memiliki keahlian di bidang yang berbeda.
Oleh karena hal-hal inilah, kita harus lebih giat menggunakan otak kita, baik dalam belajar, berpikir atau berimajinasi. Dengan begitu kita akan menambah kemampuan otak kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar